Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

GUYONAN===>ALA NABI !!!

GUYONAN ALA NABI

Suatu ketika Rasulullahﷺ melihat seorang sahabat nya sedang menaiki seekor kuda,
Beliauﷺ menegur sahabat tersebut, "Hai, mengapa kau naiki anak kuda?"
Sahabat itu pun terkejut dan menjawab, "Bukan ya Rasulullah. Kuda saya ini sudah besar (dewasa)
Ini induk kuda, bukan anak kuda."
Nabiﷺ pun lantas tertawa dan berkata "Bagaimana mungkin? kuda itu juga kan dilahirkan induk kuda? Berarti anak kuda, apa iya anak kucing?" hee
Sahabat itupun lantas tertawa ,setelah memahami maksudnya ' ia gagal faham
Guyonan atau bercanda dapat mencairkan suasana tegang menjadi lebih rileks.


Namun dalam Islam tetap tidak dibenarkan bercanda dengan candaan yang dusta / bohong
Sebagaiman riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwasan nya Rasulullahﷺ bersabda,
إِنِّي لأَمْزَحُ , وَلا أَقُولُ إِلا حَقًّا
Aku juga bercanda namun aku tetap berkata yang benar.” (HR . Thobroni / Al Kabir 12 : 391)

Sebuah hadits Nabiﷺ juga disebutkan
لاَ يُؤْمِنُ الْعَبْدُ الإِيمَانَ كُلَّهُ حَتَّى يَتْرُكَ الْكَذِبَ فِى الْمُزَاحَةِ وَيَتْرُكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ صَادِقاً
“Seseorang tidak dikatakan beriman sepenuhnya sampai ia meninggalkan dusta saat bercanda dan ia meninggalan debat walaupun itu benar.” (HR . Ahmad 2 / 352)

Nabiﷺ bersabda,
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud / 4990 & Tirmidzi / 3315)
Banyak tertawa juga tidak baik, dapat mengeraskan hati dari menerima kebenaran ajaran agama ini, bisa dianggap lelucon atau menjadikannya bahan lelucon
Rasulullahﷺ bersabda
لاَ تُكْثِرُ الضَّحَكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحَكِ تُمِيْتُ القَلْبَ
❝Janganlah banyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati❞. (Dari Abu Hurairoh - Shahihul Jami’ : 7435)#

Dalam Islam guyonan atau candaan tidaklah dilarang asalkan tidak melebihi batas sewajarnya dan tidak mengandung kedustaan (bohong), sebagaimana Rasulullahﷺ contohkan dalam kehidupan Beliau kepada para Sahabat.
Semoga bermanfaat

Sumber: https://www.facebook.com/satriahadi.lubis.3?fref=ts